DHE-GURU

Bahasa Indonesia & Sastra SMA

KALIMAT EFEKTIF

KALIMAT  EFEKTIF (bisa diUNDUH)

  1. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesan pembicara  atau  penulis  sama  seperti  yang dipahami  oleh pembaca  atau pendengar.
  2. Kalimat baku selalu berwujud kalimat efektif meskipun kalimat efektif tidak selalu berwujud kalimat baku.

Beberapa penyebab ketidakefektifan kalimat sebagai berikut.

1. KESALAHAN EJAAN

Contoh:

  1. Harga B.B.M semakin tak terjangkau rakyat kecil. => B.B.M seharusnya BBM
  2. Pelayanan kesehatan  di  Puskesmas sekarang ini  sudah  memenuhi standart. =.> Puskesmas seharusnya puskesmas ( hurup “p” TDK KAPITAL sebab tidak diikuti nama wilayahnya). =>standart seharusnya standar.
  3. Jangan menyalah gunakan jabatanmu! => Menyalah gunakan seharusnya menyalahgunakan

2. KESALAHAN PENULISAN KATA

Contoh:

  1. Anissa memakai pakaian yang menyolok mata.
  2. menyolok seharusnya mencolok, sebab kaidah morfofonemis meN- + c,d,t, j » men-.)
  • Para siswa mendiskusikan hasil analisa mereka.
  • analisa seharusnya analisis.
  1. Ketua menyampaikan  pertanggungan jawab di depan  anggota.
  2. seharusnya menjadi pertanggungjawaban).
  • Pemerintah akan memperlebarkan jalan propinsi ini tahun depan.
  • memperlebar

3. PENGGUNAAN KATA YANG TIDAK TEPAT

Pilihan kata (diksi) tidak tepat.

Contoh:

  1. Selesai belajar bunuhlah lampunya.
  2. Pembetulan: Selesai belajar padamkan lampunya
  • Mengandung unsur kedaerahan/asing

Contoh: 

  1. Gue nggak mau ngurusin soal itu lagi.
  2. Aku tidak mau mengurusi soal itu lagi
  • Demi  kepuasan  para  kustomer  kami  akan  meningkatkan pelayanan.
  • Demi kepuasan  para  pelanggan  kami  akan  meningkatkan pelayanan.

4. PENGGUNAAN KATA/ISTILAH TIDAK BAKU

Contoh:

  1. Pemerintah  seharusnya  tidak  menutup  mata  pada  fakta  bahwa  UN  telah memakan banyak korban. (menutup mata bermakna konotasi)
  2. Pemerintah seharusnya peduli pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
  1. Banyak banget siswa jatuh bergelimpangan karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.
  2. Banyak sekali siswa frustasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.
  1. Pengendara motor dilarang lewat jalan ini kecuali yang pakai helm.
  2. Pengendara motor dilarang melewati jalan ini kecuali mereka yang memakai helm.

5. BOROS KATA (KATA YANG MUBAZIR/TIDAK PERLU)

Contoh:

  1. Sehingga ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. (Kalimat tunggal ini tidak efektif didahului oleh konjungsi).
  2. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
  1. Mereka yang bertanggung  jawab dalam masalah ini. (Pola kalimat tidak jelas sebab P didahului oleh “yang“) Yang efektif:
  2. Mereka bertanggung jawab dalam masalah ini
  • Pada rapat itu membahas upaya pemberantasan virus H5N1. (S kalimat aktif tidak jelas sebab didahului oleh kata depan).
  • Pembetulan: Rapat itu membahas upaya pemberantasan virus H5N1. Atau
  • Pada rapat itu dibahas upaya pemberantasan virus H5N1.
  1. Kedua   orang    itu    saling   berpandang-pandangan.   (kata ulang berpandang-pandangan sudah bermakna ’saling’).
  2. Pembetulan: Kedua orang  itu  berpandang-pandangan. atau
  3. Kedua orang itu saling berpandangan.
  • Penjelasan petugas dari Dinas Kesehatan Kota Batu amat sangat jelas bagi kami.
  • Pembetulan:  Penjelasan petugas Dinas Kesehatan Kota Batu sangat jelas bagi kami.
  1. Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir
  2. Semua peserta pertemuan itu sudah hadir
  • Mengenai masalah ketunaankarya perlu segera diselesaikan
  • Masalah ketunaankarya perlu segera diselesaikan
  1. Sebelum mengarang terlebih dahulu, tentukanlah tema karangan
  2. Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan
  • Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
  • Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.
  1. Kita memerlukan pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.
  2. Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.

6. TIDAK LOGIS/TIDAK MASUK AKAL

Contoh:

  1. Pencuri berhasil ditangkap polisi. (Yang berhasil bukan pencurinya, tetapi polisinya sebab pencuri yang berhasil seharusnya tidak tertanggkap, tetapi mampu melarikan diri).
  2. Pembetulan: Polisi berhasil menangkap pencuri.
  1. Yang merasa kehilangan dompet dapat diambil di kantor tata usaha. (Yang diambil dalam kalimat tersebut adalah yang kehilangan (orangnya), bukan dompetnya).
  2. Pembetulan:  Yang merasa kehilangan dompet  dapat mengambilnya di kantor tata usaha.
  1. Dengan mengucap syukur Alhamdulillah maka selesailah pembangunan musholla  Ma’al  Abror  ini.  (Mengandung  ketidaksejajaran  makna. Apakah  mungkin  hanya  dengan  mengucap  Alhamdulillah  maka pembangunan mushola Maal Abror bisa langsung selesai?).
  2. Pembetulan: Marilah kita mengucapkan Alhamdulillah atas selesainya pembangunan musholla Ma’al Abror ini.

7. MAKNA AMBIGU (MAKNA GANDA)

Contoh:

  1. Istri pak lurah yang baru itu meninggal dunia. (yang baru‘pak lurah’ atau ‘istrinya’).
  2. Istri muda pak lurah meninggal dunia.
  3. Istri pak lurah baru telah meninggal dunia
  1. Pesawat Fokker baru mendarat di lapangan terbang Adi Sucipto Malang. (pesawat fokker baru atau baru mendarat?)
  2. Baru saja pesawat Fokker mendarat di lapangan terbang Adi Sucipto Malang.
  3. Pesawat Fokker yang baru telah mendarat di lapangan terbang Adi Sucipto Malang.
  • Adik memetiki setangkai bunga (kata memetiki bermakna berulang-ulang sehingga tida dapat diterapkan pada setangkai (satu) bunga.

8. KALIMAT TIDAK TERATUR

  1. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak sehingga pada masa yang akan datang tidak ada seorangpun yang menuntut ganti rugi.
  2. Peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak agar pada masa yang akan datang tidak ada seorang pun yang menuntut ganti rugi.
  1. Tujuan penyusunan Buku Pelajaran itu adalah membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat kesempatan belajar membaca menulis.
  2. Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.

9. TIDAK MEMPERHATIKAN KESEJAJARAN BENTUK

Contoh:

  1. Pekerjaannya menangani  peminjaman,  pengembalian, dan  menata buku  di perpustakaan. (Mengandung  ketidaksejajaran bentuk  kata. Seharusnya jika setelah kata menangani (P) berwujud KB (peminjaman, pengembalian) maka menata  seharusnya penataaan  atau semuanya dijadikan KK menjadi meminjamkan, mengembalikan, dan menata).
  2. Pekerjaannya    menangani    peminjaman,    pengembalian,    dan penataan buku di perpustakaan. Pekerjaannya  menangani  meminjamkan,  mengembalikan,  dan menata buku di perpustakaan
  • Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
  • Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman buku. (bentuk NOMINA)

atau

  • Kegiatannya meliputi membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. (bentuk VERBA).

10. KESEJAJARAN MAKNA

Contoh

  1. Ia sangat suka bermain sepak bola, basket, dan ayam goreng. (Mengandung ketidaksejajaran makna sebab sepak bola, basket, dan ayam goreng sama-sama berfungsi sebagai pelengkap dengan P yang sama yaitu suka bermain.).
  2. Pembetulan:  Ia sangat  suka bermain  sepak bola dan  basket serta makan ayam goreng.

Jadi, syarat kalimat efektif :

  1. Mempunyai gagasan pokok
  2. Sesuai ejaan (tertulis)
  3. Penulisan kata sesuai kaidah (tertulis)
  4. Diksi (pilihan kata) sesuai makna (tepat)
  5. Tidak boros kata (berlebihan penggunaan kata)
  6. Logis
  7. Tidak ambigu (bermakna ganda)
  8. Keteraturan tata kalimat
  9. Kesejajaran bentuk dan makna.

TIP MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF.

  1. Buatlah kalimat dengan unsur yang lengkap, sekurang-kurangnya subjek dan predikat.
  2. Awali kalimat dengan Subjek.
  3. Kurangi penggunaan konjungsi (kata penghubung) di awal kalimat.
  4. Buatlah kalimat dalam bentuk kalimat tunggal. Jika memang harus membuat kalimat majemuk, gunakan 2 klausa saja. Kalimat tidak perlu panjang-panjang (untuk menghindari ketidaklogisan atau ketidakteraturan tata kalimat).
  5. Jika membuat paragraf, perhatikan kesinambungan (koherensi dan kohesi), kesatuan, dan keutuhan paragraf.
  6. Tingkatkan aktifitas membaca buku. Aktifitas membaca buku akan menambah referensi praktis.
  7. Huruf di awal kalimat selalu KAPITAL.

25 Nov 2021 - Posted by | Materi Bahasa Indonesia SMA

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar